Pusaka Tosan Aji

Mengenal Tosan Aji, Senjata Pusaka Tradisional yang Digandrungi para Kolektor Seni 
Tosan Aji adalah istilah yang dipakai untuk menyebut berbagai macam senjata yang mengandung nilai eksoteris dan isoteri sehingga dianggap memiliki nilai budaya dan spiritual yang tinggi sehingga dihormati dan lestarikan oleh masyarakat indonesia bahkan dunia.
tosan aji disebut juga dengan besi aji yaitu jenis senjata yang dianggap sebagai bagian darinya merupakan pusaka yang dibuat dengan seni tempa oleh pengrajin yang disebut dengan empu. saat proses pembuatan nya pun biasanya juga diiringi dengan laku spiritual untuk menambah daya magis dan kesaktian dalam bilah besi sehingga memiliki tuah supranatural yang dipercaya memiliki berbagai macam khasiat yang diharapkan memberikan manfaat bagi pemiliknya.
jenis tosan aji antara lain adalah keris tombak pedang rencong patrem golok kujang panah dan lain lain. keris merupakan salah satu nya yang dikenal sebagai warisan budaya nusantara yang bahkan diakui oleh dunia sehingga mendapatkan penghargaan dari unesco,  salah satu badan dibawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang bergerak dibidang kebudayaan.
Tosan Aji adalah senjata pusaka tradisional. Istilah ini merujuk pada segala macam senjata tradisional, yang terbuat dari besi dan dianggap sebagai Pusaka.

Secara umum tosan aji diciptakan tidak hanya sebagai senjata tapi juga sebagai sifat kandel bagi pemiliknya, Yaitu sesuatu yang dapat membangkitkan keberanian, keyakinan bagi pemilik tosan aji tersebut.

Tosan aji diciptakan untuk berbagai kebutuhan, contoh ada keris yang bisa dipergunakan untuk membantu pertanian, rentenir, untuk kekuasaan dan lain sebagainya tergantung energi dari sang pencipta keris untuk apa keris itu dibuat.

Makin tinggi tingkat spiritual dari sang empu makin hebat pula kekuatan keris yang diciptakan.

Namun sekarang ini, tidak semua keris diburu karena mempunyai kekuatan Mistis. Para kolektor keris berlomba lomba mengkoleksi keris, karena bentuk dan nilai sejarahnya.

Dedi haryono merupakan salah satu kolektor keris asal Mranggen, Semarang. Pria yang berprofesi sebagai guru matematika dan pramuka ini mengaku sudah mengkoleksi 30 macam keris.

Dedi sendiri menyukai keris sebagai pendukung edukasi ketimbang nilai magisnya.

Saat ditemui dalam acara pameran tosan aji yang diselenggarakan oleh para pecinta tosan aji Semarang (Peta Semar) hari Selasa (16/10/2018) di Hall Balai Kota Semarang, beliau mengatakan jauh jauh dari Mranggen ke balai kota Semarang hanya untuk mencari tambahan koleksi kerisnya.

“Semula suka karena berawal dari membaca artikel bahwa keris Pangeran Diponegoro ada di tangan Raja Austria saat ini, lalu saya berpikir kalau orang luar suka keris, berarti ada sesuatu yang istimewa dari keris itu sendiri. Lalu baru saya belajar sedikit sedikit, dari yang semula tidak tahu karena hanya pegang sama lihat, ternyata memang keris itu mempunyai sesuatu yang istimewa keris itu berbeda dengan senjata yang lainnya “  ungkap Dedi

Senjata seperti keris sebenarnya juga ada di berbagai tempat lain seperti Yunani yang mempunyai belati, lalu ada samurai dari jepang namun untuk jenisnya hanya ada beberapa saja.

Sedangkan di Indonesia utamanya di jawa keris sendiri ada bermacam macam mulai dari keris lurus, keris liuk 3 , liuk 5 sampai liuk 13 dan bahkan ada yang lebih lebih

Keris sendiri diciptakan oleh empu zaman dahulu, barang ini juga dijadikan sebagai metode pembelajaran karena pada waktu itu orang tidak suka budaya baca tulis, orang lebih suka budaya berkumpul. Sehingga para empu pada masa itu , menitipkan petuah petuahnya pada ricikan ricikan yang ada dikeris itu.

“Jadi bagi saya keris itu adalah filsafat hidup. Kalo saya pribadi, punya harapan ingin menghilangkan mistis sama anggapan bahwa kris itu adalah klenik atau keris itu mistis. Hal itu yang salah dari orang orang jaman sekarang. Orang luar negeri saja suka dengan keris, kenapa kita sebagai bangsa sendiri kurang menghargainya“, imbuhnya. (Bariqi Najman/Magang Undip)

Sumber: Tribunjateng.com
Share: